Drama Korea "Playfull Kiss" ini dulu kesukaan adik perempuanku. Udah lama, sepuluh tahunan yang lalu kayaknya tayang di TV Indonesia. Aku nonton ulang, gak nyangka mayan cepat juga nontonnya. Dua hari selesai, hari pertama 6 episode, hari kedua 10 episode. Drakor bikin candu itu ternyata benar adanya. Tak seperti Autumn in My Heart yang penuh kesedihan, film ini lucu dan sering buat ketawa. Hahahahaha. Betah nontonnya.
Premis film sebenarnya sederhana: ada perempuan bodoh yang mencintai laki-laki jenius, mereka saling jatuh cinta dan menikah. Yes, sesederhana itu. Namun perjuangan si tokoh perempuan Oh Ha Ni ini yang bikin menarik buat dapatkan hati jenius Baek Seung Jo yang punya IQ 200 (emang ada?). Banyak tokoh yang kusuka dalam drakor ini, karakternya pun menarik-menarik. Dari keluarga Baek Seung Jo (terlebih ibunya yang awet muda, si adik Eun Jo), dua teman Oh Ha Ni (Min Ah dan Jo Ri), Hae Ra, Sunbae, Bong Joon Gu, dan lain-lain.
Banyak yang aku pelajari, terlebih bagaimana cara berpikir orang jenius. Kalau analisisku, Baek Seung Jo itu karakternya INTP, bertolak belakang banget sama Oh Ha Ni yang ESFP. Tapi ya gitu, orang jenius kebanyakan gak punya hati, sampai orang ngirim surat cinta ke dia (Seung Jo) aja harus dikoreksi bahasa dan EYD-nya. Dikasi nilai D- lagi. Dasar! Dia juga logis, rasional, bacaan buku-buku dia Bertrand Russell, Sartre, Nietschze, dan tokoh-tokoh lainnya. Dalam hal makanan dia juga pilih-pilih banget. Jangan makan manis dan berminyak, karena menurunkan daya ingat. Banyak makan buah dari kiwi, anggur, semangka. Intinya segala hal yang dia lakukan itu pakai otak. Mau pas belajar, olahraga, hingga mencintai.
Namun sebagaimana kata ibunya, Seung Jo tak punya perasaan. Perasaannya tak terasah terutama dalam hal cinta. Cinta tak seperti soal matematika yang dapat dia selesaikan dengan jawaban pasti. Oh Ha Ni jadi soal hidup susah yang menantang dia berpikir di luar zona nyaman. Ini kutipan-kutipan menarik yang kuskrinsut. Buat dokumentasi:
Arti kebebasan dari Hae Ra (saingan Ha Ni yang juga jenius) |
Ha Ni memang konyol, dia ikut ekskul yang bahkan bukan fak dia. |
Seung Jo sepertinya juga seorang psikoanalis, haha |
Kalau udah cinta, dalam banget Ya Allah |
Dan ini kutipan yang paling kusuka:
Ini ketika Seung Jo merasa tak ada hal apapun yang menarik untuknya karena segala hal bisa dilakukan dengan mudah. Seung Jo kelebihan otak hingga Ha Ni menyarankannya agar menggunakan otak itu untuk membantu banyak orang. Aku merasa ini relate, haha. Ha Ni benar. Hm, struktur otak dan kepribadianku memang nyerempet-nyerempet sama Seung Jo, kayak ngaca ke diri sendiri kadang. Tapi gimana pun, hidup itu harus dilakukan dengan senang dan bahagia, seperti kata nenek Ha Ni yang diucapkan Seung Jo saat pidato kelulusan sekolah. Aku suka juga dengan imajinasi Ha Ni. Menarik. Usai nonton film ini aku mendeklarasikan diri jadi penggemar Kim Hyun Joong yang meranin Baek Seung Jo, haha (pa'an dah).
Pelajaran berharga pula yang kudapat dari drakor ini: "kalau gak punya otak sejenius Baek Seung Jo, milikilah hati yang kuat dan tulus seperti Oh Ha Ni." Mereka memang pasangan yang manis.
Lof.
Semarang, 27 Juli 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar