Mengapa? Itu pertanyaan pertama yang kau ajukan ketika semua tak berjalan sebagaimana mestinya. Kau orang yang lebih menikmati pertanyaan kan daripada jawaban? Dalam pertanyaan mengandung jarak peradaban, berantah retorika, belantara logika, dan khilaf diri ... Pertanyaan akan membuat fokus. Tapi apa iya? Mengapa ada kejatuhan yang sama? Terhempas, di mana harus aku sembunyi? Seandainya pertanyaan ini tak pernah terjadi? Kenapa tak pernah membawa peta cerita? Kau tak tahu kemana harus kau tuju? Apa ada air mata dan hati terluka? Tubuh, jiwa, untuk siapa? Aku bahagia untuk siapa? Selama jantungku masih berdetak selama pula aku hidup? Apa aku bermakna? Apa kudengar bisikmu? Sedarah apa aku mengalir? Adakah akhir? Siapa yang menyambut? Kenapa menangis? Apa aku dimiliki? Menemukan apa?
Adakah pertanyaan yang tak didahului kata tanya dan tanya tanya?
Sudikah kiranya. Memastikan waktu berhenti di sini. Jam yang tak pernah menanti. Seutas keinginan yang tetap bertahan. Sendiri menghitung kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar