hidup bukan sekedar menyusun nafas
ku ketahui hobimu menggugat rambu lalu lintas
kau selalu tak menaatinya
kau membencinya karena dia lebih sering diperhatikan
kendaraan berlalu lalang beramai-ramaian
hilir mudik berganti kepala
kau mungkin tak punya hati saat ada batu menyebrang
pun saat ranting kayu menyebrang
lalu ketika malam jalanan sepi
hitam dan putihmu masih abadi
sampai penguasa jalan menghapusmu
lalu kau netral lagi
putih saja, sepertinya akan hitam saja
itu tidak menarik
jika kau tak bisa kemana-mana
kau perlu mengenal rupa-rupa pengendara jalan
ketika tiap bannya melekat sejenak dan hilang lagi
tugasmu hanya memudahkan pejalan menyebrang
itu saja
Yogyakarta, 24 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar