Konservasi Konflik |
Paku meletus tumpul tangkup bulan luka paling merdu dari cakar padi
di dekat rumah di belakang belantika pasar sebelanga
Cukup-cukuplah menahan jerit Tuhan merayu karpet di tikungan mulut
ember bocor yang menempel di bibir ceret yang cemberut
Membuat lubang batu empuk bau darah…
Membuat lubang batu empuk bau darah…
Lalu setelah titik selalu luka
Membentuk spasi menanam surga ke dalam duri
Menata hati di kebun binatang
Menata derita di dalam hati
Manusia memanah mimpi
Pecah berkeping-keping celaka cekakakan
Bencana di setiap sudut
Manusia di dalam sumur
Hitam tak berhati, hitam tak berhati
Bersama hujan senja
Helai demi helai, helai demi helai
Jatuh lubangTuhan
Bunga-bunga menunggu halaman surga
Telinga waktu memanjang
Kita termangu memaku kesibukan dan mati
Bunga-bunga menunggu halaman surga
Telinga waktu memanjang
Kita termangu memaku kesibukan dan mati
Kamu kemana hari ini?
Aku menyambung jembatan putus
Lalu menyambung lidah buaya
Memandikan kamar mandi
Melatih babi terbang
Rajawali butuh teman yang lucu-lucu
Melukis langit merah muda
Menanam jagung di kebun kita
Kesadaranku bangun setelah mandi
Plastik peyek terkulai ke lantai
Bungkus pecel mengawasi sendok di atasnya
Laba-laba bertahan hidup di bawah pigura
Foto di
dalam pigura menyimpan dendam
Oh, telinga paku merawat gembok dan anak kunci
Gorden dari ibu menjaga pintu
Kanvas sahabat menjaga harga dirinya
Botol-botol membaca puisi
di perutnya
Ayam dan kucing melintas lebih santun dari rombongan pejabat
Oh, semoga semua sudah beol…
-Sisir Tanah-
NB: Jika ada kesalahan lirik, silahkan direspon, saya akan memperbaikinya :)
Telinga waktu itu memanjang bukan si, ka?
BalasHapusTerima kasih koreksinya..
Hapuskalau bisa cord nya juga
BalasHapusAda lirik tambahan gak? Kok saya dengar dari lagu yang di album lebih panjang dari ini?
BalasHapusItu digabung sma pidato retak
Hapus