Aku tak ingat kapan terakhit nonton film "Conan", yang pasti ketika aku masih kecil. Di ingatanku serial Conan seperti halnya serial Doraemon yang tayang tiap hari Minggu, tapi dengan materi yang lebih berat. Aku tak yakin Conan cocok ditonton oleh anak-anak, adegan dan case yang ada melebihi kapasitas anak bahkan remaja. Seperti edisi "Detective Conan The Movie: The Million-dollar Pentagram" yang kutonton di Gajah Mada Plaza hari Minggu, 10 Agustus 2024, di CGV Grand Pramuka Jakarta. Tiket nonton seharga Rp50 ribu. Yang nonton banyak euy, dari 4 film yang tayang, ini paling banyak ditonton. Ternyata penggemar Conan di Indonesia emang masih sebanyak itu. Gosho Aoyama perlu tahu ini. Kesini setelah makan Udon Curry dan nukar tas lama dengan tas baru di ulang tahun Eversac di Gramedia Matraman.
Di film edisi Conan ini, kasus utamanya adalah memecahkan teka-teki lima pedang yang menyimpan sandi atau petunjuk tempat yang menyimpan harta karun emas yang sangat besar, yang dimiliki oleh tokoh berpengaruh di zaman Jepang (lupa era mana). Tempat ini ada hubungannya dengan sebuah dataran tinggi, semacam pegunungan yang di sana ada kuil tua, juga sebuah menara tinggi serupa Monas khas Jepang, di mana menara ini sejajar dengan balon udara dalam sebuah foto. Latar kejadiannya ada di prefektur Hakodate, Hokkaido.
Premis utama setiap film Conan satu: memecahkan teka-teki. Di sini, Conan (aka Shinichi Kudo) dibantu oleh dua detektif lain yang mengetahui latar belakang Conan, yaitu Kaito Kid dan Heiji Hattori. Heiji sendiri hendak mengikuti turnamen kendo bareng Ran Mouri dan Kazuha Toyama. Kejadian bermula ketika ditemukan mayat di tepi jalan raya, dengna tanda-tanda salib atau tanda pedang. Terus ada kertas tiket robek (yang jadi tanda-tanda pemecahan misteri), juga berlanjut ke tokoh-tokoh lain, yang serupa puzzle memberi andil dalam pemecahan pedang pentagram tersebut. Termasuk ibu Heiji yang tengah berlibur di menar Hokodate, tempat yang juga dipilih Heiji untuk mengungkapkan perasaannya pada Kazuha. Sebenarnya mereka saling suka, tinggal nunggu gongnya aja. Menara ini itu juga punya nama lain: menara sejuta dollar, karena pemandangannya yang indah ketika malam.
Sepanjang nonton film, sebenarnya dua jam gak kerasa, karena emang tipe-tipe film detektif yang baik itu bisa nyerap emosi dan perhatian penonton dengan kasus yang ditanganinya. Persahabatan Kudo, Kid, dan Heiji juga menarik. Mereka detektif yang saling melengkapi. Meski akhir film ini serupa plot twist, wkwk, karena harta yang diperebutkan memang tak ada, hanya kertas biasa yang nothing gitu. Namun, perebutan harta itu mengorbankan banyak nyawa, darah, keributan, pembakaran kota, pengeboman, hingga yang epik, perang antara Heiji dan anak pemilik dua pedang lain (calon dokter); mereka perang di sayap pesawat cuy, perang kehebatan pedang. Setelah nonton film ini jadi bisa ngambil pelajaran penting: harta karun sebenarnya itu udah ada di dirimu sendiri, bukan di luar dirimu. Di luar dirimu hanya nothingness dan suffering, untuk apa perang dan bertaruh nyawa untuk itu?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar