Kayaknya emang perlu buat statement ke diri sendiri, penting gak penting sih ini, haha. Cinta bukan core utama dalam hidup saya, saya lebih mentingin ilmu daripada cinta. Ya, mesti hidup saya rasanya lempeng2 saja, saya sering jatuh berkali-kali karena cinta, dari yang terdalam, terlama, terbullshit, tersakit, tertipu, atau yang ter-ter yang lebai itulah. Cukuplah. Di luar sana banyak nom-noman taek yang bahkan gak bisa tanggung jawab sama dirinya sendiri, apalagi tanggung jawab sama orang lain.
Terus saya udah di titik, udah biasa aja sama semua yang datang. Saya membebaskan diri dari perasaan tergantung pada siapapun dan apapun, dependen bukan nature saya. Kalau pun nanti saya ketemu orang yang tepat, saya akan tetap menilai, cinta itu tindakan, bukan tulisan apalagi ucapan. Saya memilih ilmu juga karena sejauh ini, ilmu tak pernah mengkhianati dan menyakiti saya. Itu sudah cukup untuk buat saya survive menjalani hidup lebih panjang dari harapan hidup yang saya idealkan.
Makin tua umur saya, saya juga sudah tak lagi terbebani dengan pernikahan dan tekanan sosial terkait harapan-harapan umum yang sebenarnya harapan itu ditujukan untuk diri mereka sendiri alih-alih pada mereka yang diberi nasihat. Banyak teman-teman sepantaran menjalani hidup mereka dengan normal: menikah, punya anak, melanjutkan hidup. Oh great, itu pencapaian juga, tapi jangan samakan pencapaian itu dengan pencapaian orang lain yang memilih jalan hidup berbeda.
Komparasi itu membuat diri sendiri jadi makin kecil. Pengalaman juga, pas datang ke sebuah konser seni, saya ingat ada salah satu vokalis yang kata-katanya masih saya ingat ketika dia diminta kasi semacam well said buat penontonnya, trus dia bilang, "Saya gak suka kasi petuah. Tiap orang udah punya dan bikin jalur sendiri. Ya biarkan mereka gembira dengan jalannya itu." Oh, syyiit, saya tidak bisa tidak setuju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar