Dan jika aku merasa sangat sedih, aku tahu kemana harus kembali. Aku paham lingkaranku yang itu-itu saja; dan lagu-lagu Akeboshi menghiburku lebih dari apa pun kadang. Mungkin aku akan lebih lama lagi mendengarkan Tiny Rainbow, Yellow Moon, Quiet Garden, VET, Peruna, Usual Life, sambil menitikan air mata setitik di sudut alis. Tak tahu apa yang harus disedihkan, tapi bukannya hobiku adalah menangis tanpa sebab sejak dulu? Oh tidak, aku tak pernah membenci orang, aku cukup punya sense of tolerance akan perilaku manusia dari latar belakang yang dialaminya. Tapi seriously, mendengarkan Akeboshi selalu membawaku ke dalam diriku sendiri. Dan aku tak butuh validasi dari siapa pun.
Oh, hai, beberapa bulan ini aku ada kemajuan dalam hal komunikasi. Aku kenal dengan seseorang laki-laki. Kami berbeda agama, kami pernah main cukup jauh di sebuah tempat sampai nyasar, haha. Kami bermain di pantai, dia sabar dan tipe orang yang tak banyak bicara--sama sepertiku. Baik, sopan, halus, dan jiwanya cukup laut mungkin. Dia menasehatiku untuk lebih rajin menghubungi orangtua. Untuk jangan lupa basa-basi dan berani mengungkapkan pendapat pada orangtua. Orangtua butuh diperhatikan, digojeki, dan dikangeni. Ya, (barangkali) kami mencoba untuk saling memahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar