Senin, 28 April 2025

Self-Coaching

Kemarin aku ikut education fair untuk kesekian kalinya, saat itu bertepatan di Hotel Pullman Jakarta, depan HI pas, dan depan EF Plaza Indonesia pada Minggu (27/4/2025). Acara ini diselenggarakan oleh SUN Education, tempat dulu aku ngambil IELTS kedua. Aku ingin mencatat pelajaran-pelajaran yang kudapat semasa mengikuti beberapa seminarnya.

  • Surat rekomendasi itu untuk memperlihatkan aspek-aspek di luar angka dari anak yang diberikan mahasiswa, misal terkait anaknya ini seorang problem solver, resilience, hardworking, punya keinginan yang besar untuk terus belajar, dlsb.
  • Seorang higher achiever bisanya suka overwhelming, dan itu perlu dinavigasi. Mengelola ekspektasi dengan "self-coaching". Dan salah satu hal yang kutekankan ke diri sendiri, "Is, belajarlah self-coaching". Kegiatan ini serupa melakukan refleksi diri. 
  • Orang-orang Indonesia rata-rata tidak tahu kelebihannya apa, tapi ketika ditanya tentang kekurangan, mereka bisa mengungkapkan daftarnya sampai seribu. Kita bisa melakukan self-coaching di sini dengan mendaftar paling tidak 25 kelebihan yang kita punya. 
  • Jangan terlalu fokus memperbaiki kekurangan, nanti kelebihannya jadi tumpul. 
  • AI cuma alat, jangan mengandalkan AI, karena akan terlihat. AI itu bahasa mereka to good to be true. Sementara tulisan tangan kita sendiri itu serupa signature
  • Pemberi beasiswa suka dengan program atau proyek sosial yang memberikan dampak kepada masyarakat. Wawancara itu punya bobot 70 persen dalam seleksi penerinaan beasiswa. Seperti bagaimana kita meyakinkan orang dengan biaya miliaran untuk diberikan ke kamu. Kayak seorang calon mantu yang mau meyakinkan calon mertua.
  • Tujuan iinterview itu kalau diibaratkan bisnis, saya invest ke kamu itu worth it gak? Jangan sampai jadi "awardee maling", yang egois cuma peduli sama diri sendiri. Dapat beasiswa gak pulang, sibuk ngejar karier untuk diri sendiri.
  • Be prepared. Use the STAR methods: Situation, Task, Action, Result.
  • Kalau kamu diinterview, dan pilihan kamu ke luar negeri, sebisa mungkin, pakailah bahasa Inggris, karena kadang interviewer juga menjebak.
  • Kalau bicara terkait kekurangan, "Jadilah problem solver untuk masalah sendiri."
  • Kalau kamu mikirin "impact-impact-impact" apa yang bisa kamu berikan untuk masyarakat dan negara, kamu akan mendapatkan beasiswa itu sangat mudah. "You will get the scholarship easily."
  • Proyek sosial tak perlu yang susah, lakukan hal-hal sederhana, seperti mendaur ulang sampah. Atau kamu ngumpulin sampah terus dijadikan kerajinan tangan apa gitu juga boleh.

Menutup tulisan ini, pas aku pulang dari Pullman, aku masih bisa nemu bapak-bapak kaki lima penjual nanas keliling. Harganya juga wajar, dua wadah 20 ribu. Entah kenapa sore itu rasanya aku trenyuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar