Sabtu, 07 Juli 2018

Panen Sedih

Pikiranku serupa pesawat. Bunyi menggelegar tapi tak terbang. Bermetamorfosa menjadi detik jam yang bergerak beraturan. Lalu aku menghitung mundur tentang kesedihan. Dari jarum panjang pada angka 12, kulihat sebongkah mayat hidup: hatinya sakit, pikirannya kacau, dan dia sangat kesepian--dan tak ingin mencari teman, tak ingin melakukan sesuatu apapun. Kiranya ia ada pada tahap kelu. Aku berputar menggerogoti usianya yang tinggal--sebentar, belum bisa kupastikan--selama dia bisa membersihkan hati itu. Oh, tidak. Dia mulai berontak. Dia tak lagi percaya dengan kebijaksnaan yang dia rumuskan sendiri. Ia ingin menggugatnya karena nyatanya kebijaksanaan tak bisa membuatnya bahagia dan bebas. Kebijaksanaan memasung daya kreatifnya menjadi sedemikian manis dan alim. Dia terus gelisah. Tak mengerti dengan apa yang dia gelisahkan. Aku terus berputar menerornya. Aku kembali lagi menjadi pesawat. Kali ini bisa terbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar