Selasa, 06 Februari 2018

Not One Less & Secret fruit

Ingin menceritakan ulang apa yang kudapat pas nonton dua film ini:

Not One Less (1999)

 Tiba-tiba saja film ini ini ada di flash disk ku. Entah siapa yang menaruh, aku berterima kasih padanya. Ada seorang guru muda berumur 13 tahun, yang hanya lulusan SD. Namanya Wei. Dia datang dari keluarga miskin juga; rela mengajar untuk gaji 50 yuan yang dijanjikan walikota setempat. Dia mengajar di SD Shuiquan. Satu kelas, satu guru, puluhan anak-anak. Sebuah desa miskin di China menggantikan guru Gao yang pergi ke kota. Anak perempuan yang keras kepas, mesti merawat murid-murid yang sebagian nakal, sebagian rajin. Sangat kaku, tapi dia punya satu kekuatan besar: menjaga dan merawat anak-anak agar jangan sampai ada yang meninggalkan sekolah! Ternyata pekerjaan ini tidak mudah. Menjaga anak-anak ternyata lebih susah, daripada mengajari mereka. Wei menjalani pekerjaannya pertama-tama dengan kaku dan setengah hati. Tapi semua berubah ketika ketua kelas yang juga perempuan (anaknya rajin) mengkritik Wei tentang kapur-kapur yang tak dihargai. Kritik itu ditulis dalam sebuah diari dan dibaca di kelas. Berlanjut dengan muridnya yang satu-satu meninggalkan sekolah. Min Xinhong harus ke kota untuk menjadi atlet lari dan Zhang Huike ke kta pula karena keluarganya butuh uang. Orang tua Zhang sakit-sakitan dan punya banyak hutang. Jiwa merawat Wei tumbuh dengan kuatnya. Dia menyusul Zhang sampai ke kota--meskipun dirinya tak memiliki uang. Uang itu didapat dari kerjasama dengan murid-muridnya mengangkut batu. Seingatku, mengangkat 1000 batu diberi gaji 5 yuan (sungguh sangat kecil). Dan di kotalah, Wei banyak belajar kehidupan dan berarti untuk orang lain. Zhang, muridnya yang paling nakal di kelas, tak dinyana, murid itu juga yang membuat Wei tambah hidup dan mengubah SD Shuiquan. Sangat recomended buat yang suka wacana-wacana pendidikan.

Secret Fruit (2017)

Kuunduh random gara-gara penasaran sama film China dan bagaimana dunia mereka. Film-film remaja ala China. Sama-sama film China, tapi isu, tema, alur, dan wacana yang dibangun sangat beda. Film ini lebih cocok disebut film keluarga dan percintaan. Yang paling kusuka dari film ini setting. Pemilihan tempatnya keren dan enak di mata. Romantis juga. Apalagi sebuah dermaga kecil di pinggiran sungai. Wuih, asyik kungkum di sana kayak Yu Chizi, tokoh perempuan utama di film yang punya sifat gembira, lugu, konyol, dan mencintai sahabat masa kecilnya yang sangat dekat bernama Duon Bowen yang sok-sosk cool gitu, emang cool sih, haha. Tapi Duan Bowen malah suka sama gurunya Li Er (Little Ear). Tapi Li Er udah punya calon suami. Sampai Duan dan Chizi beda jurusan pas SMA. Duan di jurusan kemanusiaan (?) kalau di Indonesia IPS kali ya, emang sih, Duan pintar banget nulis sastra dan esai; Chizi sains. Konfliknya lebih ke konflik orang tua Duan dan Chizi. Ibu mereka jatuh cinta pada orang yang sama; tapi memang harus ada yang mesti mundur dan memulai ulang hidupnya yang baru. Di akhir cerita bisa ditebak, sejoli ini bersatu. Sweet as one. Pelajaran yang bisa kupetik: rahasia yang diceritakan membuat orang menjadi dekat satu sama lain. Dan satu hal yang paling susah dilakukan didunia ini, yakni memahami. Memahami diri orang lain. Sebab orang lain tak seperti apa tampaknya.

***
Entah kedoktrin darimana, aku pernah menganggap China itu negeri dingin yang egois. Yang warganya hanya peduli sama diri mereka sendiri. Kayaknya pas usai lihat video ada salah satu warganya yang celaka, tapi orang yang di sampingnya membiarkan. Setelah nonton dua film ini, tak seburuk itu juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar