Senin, 25 Desember 2017

SK Trimurti: Tak Punya Cita-Cita untuk Diri Sendiri

"Saya tidak punya cita-cita untuk diri saya sendiri. Cita-cita saya untuk Indonesia, agar Indonesia menjadi negeri yang makmur." Surastri Karma Trimurti

 Foto beliau saya tempel di kamar kos saya sebagai pengingat: saya ingin menjadi perempuan baja, sama sepertinya. Fisiknya ringkih, tapi pikirannya besar. SK memulai debutnya sejak remaja. Hidup di banyak jaman dari presiden Soekarno hingga SBY. Menteri perempuan pertama, menjabat sebagai Menteri Perburuhan (Menteri Tenaga kerja). Menjadi jurnalis dan kolumnis di berbagai koran dan majalah: Fikiran Ra'jat; Sinar Selatan; Pesat (Mingguan politik populer, suara rakjat merdeka); Api Kartini; dan Mawas Diri. Dipenjara karena tulisan. Tak mau dikasihani, karena baginya segenap penderitaan adalah konsekuensi dari perjuangan. "Saya tidak senang yang lunak-lunak itu".
Mendirikan Gerakan Wanita Istri Sedar (Gerwis), cikal bakal Gerawan Wanita Indonesia (Gerwani). Lulusan ekonomi UI, pernah ke Yugoslavia untuk belajar workers management. Meski jadi menteri, tak malu pakai sandal jepit, setia memakai kebaya. Hidup sederhana. Meski di dalam matanya yang merasuki mata saya, SK sebelas dua belas dengan Pram: berkemauan keras, mandiri, dan keras kepala.
Dia tetap revolusioner meski punya suami dan anak. Malah berjuang bersama dengan suami, Sayuti Melik. Meski akhirnya mereka berpisah, karena SK tak mau dimadu. SK juga sadar dirinya terlalu sibuk, sedang Sayuti butuh perempuan yang selalu bisa mengasuhnya. Perkawinan ibarat kongsi. Simple saja bagi dia.
Aktif membaca, aktif di gerakan. SK menyumbangkan segenap waktu dan pengabdiannya ke bidang yang tidak kalah dengan pria. Dia di perburuhan, pendidikan, politik aktivisme, pejuang literasi. Bukan melulu di perempuan.

Ia telah tiada. Masih banyak hal yang ingin dia perbuat.  Menyatukan kekuatan revolusioner. Pesan SK di hari tuanya: Supaya meneruskan perjuangan ini supaya Indonesia menjadi masyarakat yang adil dan makmur. Bunyinya:

"Kami bukanlah pendiri bangunan candi
Kami hanyalah pengangkut batu
Kami adalah angkatan yang harus punah
agar dari kubur kami bangkit
Angakatan  yang lebih kuat..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar