Minggu, 14 September 2014

Mbento Ning Ndalan

Pagi tadi sekitar jam setengah sembilan, Sanggar ada agenda observasi. Sebelumnya kita mengenakan baju yang lain dari keseharian. Bajunya unik banget. Kayak si Wahyu yang memakai kebaya, celana pendek coklat preman yang berhias unik. Madam yang makai sarung. Mila yang makai celana aladin merah. Mbak Isti yang modis banget, baju koko putih, kain merah yang dibentuk indah banget di pinggangnya, dan kain penutup kepala warna merah. Dia mirip bunda Teresa saat muda mungkin, haha. Jevi dengan baju kuning bulu milik Menik pas pentas TUK dulu. Dan busana-busana aneh yang lain.
Setelah prep, lalu kita berjalan satu-satu dari arah UIN sampai Tugu Jogja. Bisa dibilang mirip orang gila... Aku sendiri pakai celana biru pudar, sedikit sobek di dengkulnya. Trus jaketan warna putih, dan ditambah kemeja kotak-kotak yang kebesaran...
Pak sutradara sebenarnya menyuruh kita menyadari eksistensi kita di depan publik. Bagaimana pandangan orang-orang terhadap kita. Bagaimana respon tubuh yang diberi sebuah kejutan dengan memakai dan melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan? Juga untuk mendalami peran kita masing-masih di pentas Oktober nanti. Entah sebagai aktor, deklamator, atau narator. 
Pengalamanku sendiri, sesekali aku berteriak mengucapkan isi dialogku. Namun aku benar-benar ingin jadi orang gila. Merasakan jadi orang gila kayak apa. Aku ambil bunga indah warna kuning, aku pasang di telinga. Lalu ada cabang pohon kecil, aku ambil aku putar-putar kayak peri. Trus aku berimajinasi sendiri di jalan. ngomong terus... Tentang masa lalu, tentang cinta, tentang apa pun yang kuingat dan membekas di hatiku saat itu. Orang-orang di jalan melihatku. Aku tak peduli. Aku hanya ingin jadi orang gila, sensasinya menyenangkan. Semacam terapi juga... (Meski aku sedih aktingku gagal, seorang bapak parkir bilang aku ini mahasiswa universitas X yang sedang OSPEK).
Ngedan sithik
Puas
Aku bahagia... Makasih untuk tatapan-tatapan hari ini... Makasih untuk perjalanan hari ini bersama awak Sanggar Nuun... Makasih untuk tawa yang tiada henti di depan CH kemarin, kita main kucing-tikus... Makasih Allah, terima kasih...
Last, Selamat Ulang Tahun ke-20 sahabatku...

Jogja, 14 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar