Minggu, 20 April 2014

Kegelisahan Saya Tentang Tulisan-tulisan Saya

Kemarin dan kemarinnya lagi ada dua peristiwa yang berarti bagi hidup saya. Saya menerima kritikan yang dalam bahasa AS Laksana “menghantam kepala” saya tentang tulisan-tulisan yang saya tulis. Saya sendiri juga merasa tulisan saya masih jelek, serampangan, subjektif, cethek, miskin wacana, dan saya tak PD dengan tulisan saya sendiri.

Saya mengucapkan terima kasih banyak atas pencerahan-pencerahannya. Terima kasih telah melecut saya. Terima kasih juga buat FM. Kita berbicara banyak tentang buku, tulisan, sejarah, dan kritik-kritik. Saya merasa, saya masih bodoh sekali. Sastra ini tak tahu, buku itu tak pernah dengar, penulis ini tak kenal, wacana itu tak ngerti, masih plongah plongoh. Saya tidak berharap kamu membaca ini F, karena tulisan ini juga masih tergolong “lugu” (mungkin juga saya ini penulis terlugu di dunia ini).

Terima kasih untuk rujukan-rujukan kamu F:  AS Laksana, Linda Christanty, Seno Gumira Ajidarma, Raudal Tanjung Banua, Leo Tolstoy, John steinbeck (Dataran Tortilla), Edgar Allan Poe, Rabindranath Tagore, Orhan Pamuk, Paulo Coelho, Leila S Chudori (Pulang), Agustinus Wibowo dll.
                                                               
Dari sini saya belajar, bakat bagi saya adalah ketika ‘karya dari bakatmu’ dihina, dikritik, dihujat habis-habisan, kamu masih tetap maju, bangkit, dan bersemangat membangunnya lagi.

is

Tidak ada komentar:

Posting Komentar